PROSES KEPUTUSAN KONSUMEN
UNTUK MENGKONSUMSI SEBUAH PRODUK HOME INDUSTRY
Tugas softskil matakuliah Perilaku Konsumen, minggu ke
4 - 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Masalah
Perilaku Konsumen adalah
proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan,
pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi
kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal yang mendasari
konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Untuk barang berharga jual rendah (low – involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi (high – involvement) proses pengambilan
keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pembelian
adalah situasi dimana konsumen bersedia menukarkan sejumlah uangnya dengan
sejumlah produk barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Didalam tulisan ini, saya
akan membahas mengenai bagaimana perilaku konsumen dalam memutuskan untuk
melakukan pembelian. Lebih tepatnya saya akan membahas mengenai evaluasi
alternative apa saja yang dilakukan oleh pembeli sebelum melakukan pembelian,
bagaimna proses untukmelakukan pembelian, dan sumber daya apa saja yang
dimiliki oleh konsumen.
Dan didalam tulisan ini,
penulis akan membahas mengenai kerajinan tangan yang di produksi oleh home industry. Home industry tersebut
membuat beberapa kerajinan seperti sandal kamar, baju, dan juga boneka.
2. Rumusan
Masalah
1)
Evaluasi apa saja yang dilakukan oleh para konsumen
sebelum menentukan produk apa yang akan dibeli?
2)
Bagaimana cara pembeli untuk memutuskan untuk membeli
sebuah produk?
3)
Sumber daya apa saja yang dimiliki oleh konsumen?
3. Tujuan
penelitian
Berdasarkan
permasalahan diatas, maka penelitian yang saya buat ini bertujaun untuk :
1)
Untuk
mengetahui evaluasi apa saja yang dilakukan oleh konsumen sebelum
membeli sebuah produk.
2)
Untuk
mengetahui proses apa saja yang dilakukan oleh pembeli untuk
membeli sebuah produk.
3)
Untuk
mengetahui sumber daya apa saja yang dimiliki oleh konsumen.
4. Metodelogi
Penelitian
Menurut
cara perolehannya dalam penelitian ini saya menggunakan beberapa metode
diantaranya :
1. Melalui
data sekunder, yaitu data yang berasal dari pihak lain yang telah dikumpulkan dan
diolahnya terlebih dahulu.
2. Sedangkan
menurut sifatnya saya menggunakan data primer dan data sekunder.
3. Dan
menurut sumbernya, dalam penelitian ini saya mengumpulkan data melalui
dokumentasi, yaitu mencari data-data melalui media internet.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Evaluasi Alternative
Sebelum Pembelian
1.1 Kriteria
Evaluasi
Setelah konsumen
menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli
atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang
diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh
konsumen.
1.2 Penentuan
Alternatif Pilihan
Keputusan adalah suatu
pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang
dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih
membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil
keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan
keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang
dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau
jasa yang sesuai. Aspek-Aspek
Pemilihan Keputusan, antara
lain sebagai berikut :
1)
Produk yang murah – Produk yang
lebih mahal
2)
Pembelian yang sering – Pembelian
yang jarang
3)
Keterlibatan rendah – Keterlibatan
tinggi
4)
Kelas produk dan merek kurang
terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
5)
Pembelian dengan pertimbangan dan –
Pembelian dengan pertimbangan
6)
pencarian yang kurang matang. dan
pencarian intensif
1.3 Menaksir
Alternatif Pilihan
Pada titik ini, ada informasi yang
cukup untuk memilih salah satu alternatif dari daftar pilihan yang ada.
Terkadang hal tersebut adalah mudah yaitu ketika sebuah alternatif lebih
menonjol dibanding semua karakteristik yang lain. Sebuah produk dengan kualitas
yang bagus dan harga yang rendah akan secara otomatis dipilih dari kualitas
rerata yang ada, yaitu yang mahal. Seringkali pilihan tidaklah sesederhana itu,
dan konsumen harus berhati-hati menilai alternatif sebelum membuat keputusan.
Jika ada dua atau lebih alternatif yang menarik, konsumen harus menentukan
kriteria (atribut) untuk melakukan evaluasi dan tingkat kepentingannya.
Kemudian alternatif ini dibuat peringkat dan diambil keputusan.
1.4 Menyeleksi
Aturan Pengambil Keputusan
Dalam proses pengambilan keputusan,
konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan
keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang
sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini; Pemecahan masalah yang mensyaratkan
respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak
disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan
alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan
respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa
disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan
seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan
criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk
dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih
mana yang sesuai dengan kebutuhannya. Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih
berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif). Di
tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk
criteria evaluasi dari kriteria yang baku.
Prosesnya lebih rumit dan panjang
mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk
memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu
dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut
produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri
sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan
seseorang, terutama citra dirinya).
2.
Pembelian
2.1 Proses
Keputusan Membeli
Sebelum dan sesudah melakukan pembelian, seorang konsumen
akan melakukan sejumlah proses yang mendasari pengambilan keputusan, yakni :
1) Pengenalan
masalah (problem recognition). Konsumen akan membeli suatu
produk sebagai solusi
atas permasalahan yang dihadapinya. Tanpa adanya pengenalan masalah yang
muncul, konsumen tidak dapat menentukan produk yang akan dibeli.
2) Pencarian
informasi (information source). Setelah memahami masalah yang ada, konsumen akan termotivasi untuk mencari informasi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada melalui pencarian informasi. Proses pencarian informasi dapat
berasal dari dalam memori (internal) dan berdasarkan pengalaman orang lain (eksternal).
3) Mengevaluasi alternatif (alternative
evaluation). Setelah
konsumen mendapat berbagai macam informasi, konsumen akan mengevaluasi alternatif yang ada untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapinya.
4) Keputusan
pembelian (purchase decision). Setelah konsumen mengevaluasi
beberapa alternatif strategis
yang ada, konsumen akan membuat keputusan pembelian. Terkadang waktu
yang dibutuhkan antara membuat keputusan pembelian dengan menciptakan pembelian
yang aktual
tidak sama dikarenakan adanya hal-hal lain yang perlu dipertimbangkan.
5) Evaluasi pasca pembelian (post-purchase
evaluation) merupakan proses evaluasi yang dilakukan konsumen tidak hanya
berakhir pada tahap pembuatan keputusan pembelian. Setelah membeli produk tersebut, konsumen akan melakukan evaluasi apakah produk tersebut sesuai
dengan harapannya. Dalam hal ini, terjadi kepuasan
dan ketidakpuasan
konsumen.
Konsumen akan puas jika produk tersebut sesuai dengan harapannya dan
selanjutnya akan meningkatkan permintaan akan merek
produk tersebut di masa depan. Sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika
produk tersebut tidak sesuai dengan harapannya dan hal ini akan menurunkan
permintaan konsumen di masa depan.
2.2 Memilih
Alternatif Terbaik
Lakukan pemilihan berikut dari
alternatif yang ada, maka konsumen akan siap untuk melakukan pembelian: uang
kembalian atau janju untuk membayar sebuah produk. Tiga hal yang harus
dipertimbangkan : tempat pembelian, ketentuan dan ketersediaan. Tempat
pembelian dapat di toko atau bukan toko. Perjanjian pembelian meliputi harga
dan metode pembayaran. Ketersediaan hal ini mengacu kepada ketersediaan di
tangan dan pengiriman. Persediaan adalah jumlah barang yang dijual dalam sebuah
inventori. Pengiriman adalah waktu dari ketika ada pesanan sampai dengan barang
tersebut diterima dan atau barang tersebut dikirimkan untuk kemudian
dipergunakan.
2.3 Memilih
Sumber-sumber Pembelian
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi sumber-sumber pembelian, diantaranya :
1) Konsumen Individu
Pilihan
merek dipengaruhi oleh kebutuhan konsumen, persepsi atas karakteristik merek,
dan sikap ke arah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh
demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2) Pengaruh Lingkungan
Lingkungan
pembelian konsumen ditunjukkan oleh budaya (norma kemasyarakatan, pengaruh
kedaerahan atau kesukuan), kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas
harta milik konsumen), grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup
referensi) dan faktor menentukan yang situasional (situasi dimana produk dibeli
seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
3) Marketing strategy
Merupakan
variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan
mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah barang, harga, periklanan
dan distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan
utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi.
3.
Sumber Daya
Konsumen dan Pengetahuan
3.1 Sumber
Daya Ekonomi
Potensi sumberdaya ekonomi atau
lebih dikenal dengan potensi ekonomi pada dasarnya dapat diartikan sebagai
sesuatu atau segala sesuatu sumberdaya yang dimiliki baik yang tergolong pada
sumberdaya alam (natural resources/endowment factors) maupun potensi sumberdaya
manusia yang dapat memberikan manfaat (benefit) serta dapat digunakan sebagai
modal dasar pembangunan (ekonomi) wilayah tingkat ketergantungan terhadap sumberdaya secara struktural
harus bisa dialihkan pada sumberdaya alam lain. Misalnya, penggunaan energi
sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat
mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbarui.
Sumberdaya alam yang tidak dapat
diperbarui (non-renewable or exhaustible
resources) pada dasarnya meliputi sumberdaya
alam yang mensuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral
yang non energi seperti misalnya : tembaga, nikel, aluminium, dll. Sumberdaya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam
jumlah yang tetap berupa deposit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat
dimuka bumi. Sumberdaya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang
tidak bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya
berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya. Sumber daya alam yang potensial untuk diperbarui (potentially renewable resources).
Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam yang bisa habis dalam
jangka pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat
laun akan dapat diganti melalui proses alamiah misalnya ; pohon-pohon di hutan,
rumput di padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-lain
Sumberdaya alam ini keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam
kerangka untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan wilayah
(daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek ketersediaan termasuk
daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan daerah, karena apabila sumberdaya
alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan dengan tidak bijaksana dan arif maka
sudah barang tentu stagnasi dan kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah
akan semakin cepat menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa
dihindarkan.Disamping komponen sumberdaya alam, pada saat ini peranan
sumberdaya manusia (human resources) dalam konteks kegiatan pembangunan ekonomi
termasuk pembangunan ekonomi daerah (wilayah) semakin signifikan. Faktor
sumberdaya manusia ini telah menghadirkan suatu proses pemikiran baru dalam
telaah teori-teori pembangunan ekonomi, yang menempatkan sumberdaya manusia
sebagai poros utama pembangunan ekonomi baik dalam skala global, nasional
maupun daerah. Strategi pembangunan ekonomi yang berbasis pada pengembangan
sumberdaya manusia (human resources development) dianggap sangat relevan dan
cocok dengan kondisi dan karakter pembangunan ekonomi terutama di negara-negara
berkembang sejak era 80-an. Mahbub Ul Haq berpendapat bahwa pengembangan
sumberdaya manusia harus dijadikan landasan utama dalam kebijakan pembangunan
ekonomi di negara-negara sedang berkembang, dan hal ini dianggap penting
mengingat ketertinggalan negara-negara berkembang terhadap negara-negara
industri maju dalam tingkat kesejahteraan ekonomi seperti kualitas dan standar
hidup hanya akan dapat diperkecil manakala terjadi peningkatan yang sangat
signifikan dalam pengembangan kualitas sumberdaya manusia. Dari pola pemikiran seperti diatas
maka takaran peranan sumberdaya manusia dalam proses pembangunan ekonomi dalam
konteks untuk mengurangi kesenjangan pembangunan ekonomi pada dasarnya harus
dilihat dari aspek peningkatan kualitasnya. Dengan kualitas sumberdaya manusia
yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi
sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan negara-negara yang
tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas
sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting
untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya
untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Dalam era globalisasi,
kualitas sumberdaya manusia yang handal akan sangat membantu suatu negara untuk
memenangkan kompetisi atau persaingan dalam perekonomian global sekaligus dapat
menjaga eksistensi negara tersebut dalam percaturan dan dinamika perekonomian
dunia yang semakin kompetitif.
3.2 Sumber
Daya Sementara
Waktu menjadi variabel yang semakin
penting dalam memahami perilaku konsumen. Karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu
bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu
senggang. Sumber daya kognitifProduk yang
diklasifikasikan menurut sifat waktu konsumen disebut barang waktu (time
goods).
a. Barang yang Menggunakan Waktu
Produk
yang memerlukan pemakaian waktu dalam mengkonsumsinya.
b. Barang Penghemat Waktu
Produk yang menghemat waktu memungkinkan
konsumen meningkatkan waktu leluasa mereka.
3.3 Sumber
Daya Kognitif
Pengertian
sumber daya kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat
merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep
yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema
tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan
perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan
informasi secara mental. Teori ini digolongkan ke dalam konstruktivisme.
·
Periode
sensorimotor
adalah periode pertama dari empat
periode. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan
dan pemahaman spatial penting dalam enam sub-tahapan:
a.
Sub-tahapan
skema refleks, muncul saat lahir sampai usia enam minggu dan berhubungan
terutama dengan refleks.
b.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular primer, dari usia enam minggu sampai empat bulan
dan berhubungan terutama dengan munculnya kebiasaan-kebiasaan.
c.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular sekunder, muncul antara usia empat sampai sembilan
bulan dan berhubungan terutama dengan koordinasi antara penglihatan dan
pemaknaan.
d.
Sub-tahapan
koordinasi reaksi sirkular sekunder, muncul dari usia sembilan sampai
duabelas bulan, saat berkembangnya kemampuan untuk melihat objek sebagai
sesuatu yang permanen walau kelihatannya berbeda kalau dilihat dari sudut
berbeda (permanensi objek).
e.
Sub-tahapan
fase reaksi sirkular tersier, muncul dalam usia dua belas sampai delapan
belas bulan dan berhubungan terutama dengan penemuan cara-cara baru untuk
mencapai tujuan.
f.
Sub-tahapan
awal representasi simbolik, berhubungan terutama dengan tahapan awal
kreatifitas.
·
Tahapan
praoperasional
Tahapan ini merupakan tahapan kedua dari empat tahapan.
Dengan mengamati urutan permainan, Piaget bisa menunjukkan bahwa setelah akhir
usia dua tahun jenis yang secara kualitatif baru dari fungsi psikologis muncul.
Pemikiran (Pra)Operasi dalam teori Piaget adalah prosedur melakukan
tindakan secara mental terhadap objek-objek. Ciri dari tahapan ini adalah
operasi mental yang jarang dan secara logika tidak memadai.
·
Tahapan
operasional konkrit
Tahapan ini adalah tahapan ketiga dari empat tahapan. Muncul
antara usia enam sampai duabelas tahun dan mempunyai ciri berupa penggunaan logika
yang memadai. Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Pengurutan—kemampuan untuk mengurutan objek
menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya.
Klasifikasi—kemampuan untuk memberi nama dan mengidentifikasi
serangkaian benda menurut tampilannya, ukurannya, atau karakteristik lain,
termasuk gagasan bahwa serangkaian benda-benda dapat menyertakan benda lainnya
ke dalam rangkaian tersebut.
Reversibility—anak mulai memahami bahwa jumlah
atau benda-benda dapat diubah, kemudian kembali ke keadaan awal.
Konservasi—memahami bahwa kuantitas, panjang, atau jumla benda-benda
adalah tidak berhubungan dengan pengaturan atau tampilan dari objek atau
benda-benda tersebut.
Penghilangan sifat Egosentrisme—kemampuan untuk melihat sesuatu
dari sudut pandang orang lain (bahkan saat orang tersebut berpikir dengan cara
yang salah).
·
Tahapan
operasional formal
Tahap operasional formal adalah periode terakhir
perkembangan kognitif dalam teori Piaget. Tahap ini mulai dialami anak dalam
usia sebelas tahun (saat pubertas) dan terus berlanjut sampai dewasa.
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan untuk berpikir secara
abstrak, menalar secara logis, dan menarik kesimpulan dari informasi yang
tersedia. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta,
bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk
hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat
dari faktor biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa secara fisiologis,
kognitif penawaran normal, perkembangan psikoseksual, dan perkembangan sosial.
Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini,
sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan
tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
·
Informasi
umum mengenai tahapan-tahapan
Keempat tahapan ini memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
Ø Walau tahapan-tahapan itu bisa
dicapai dalam usia bervariasi tetapi urutannya selalu sama. Tidak ada ada
tahapan yang diloncati dan tidak ada urutan yang mundur.
Ø Universal (tidak terkait budaya)
Ø Bisa digeneralisasi: representasi
dan logika dari operasi yang ada dalam diri seseorang berlaku juga pada semua
konsep dan isi pengetahuan
Ø Tahapan-tahapan tersebut berupa
keseluruhan yang terorganisasi secara logis
Ø Urutan tahapan bersifat hirarkis
(setiap tahapan mencakup elemen-elemen dari tahapan sebelumnya, tapi lebih
terdiferensiasi dan terintegrasi)
Ø Tahapan merepresentasikan perbedaan
secara kualitatif dalam model berpikir, bukan hanya perbedaan kuantitatif.
·
Proses
perkembangan
Seorang individu dalam hidupnya selalu berinteraksi dengan
lingkungan. Dengan berinteraksi tersebut, seseorang akan memperoleh skema.
Skema berupa kategori pengetahuan yang membantu dalam menginterpretasi dan
memahami dunia. Skema juga menggambarkan tindakan baik secara mental maupun
fisik yang terlibat dalam memahami atau mengetahui sesuatu. Sehingga dalam
pandangan Piaget, skema mencakup baik kategori pengetahuan maupun proses
perolehan pengetahuan tersebut. Seiring dengan pengalamannya mengeksplorasi
lingkungan, informasi yang baru didapatnya digunakan untuk memodifikasi,
menambah, atau mengganti skema yang sebelumnya ada.
Asimilasi adalah proses menambahkan informasi
baru ke dalam skema yang sudah ada. Proses ini bersifat subjektif, karena
seseorang akan cenderung memodifikasi pengalaman atau informasi yang
diperolehnya agar bisa masuk ke dalam skema yang sudah ada sebelumnya.
Akomodasi adalah bentuk penyesuaian lain yang
melibatkan pengubahan atau penggantian skema akibat adanya informasi baru yang
tidak sesuai dengan skema yang sudah ada. Dalam proses ini dapat pula terjadi
pemunculan skema yang baru sama sekali.
Melalui kedua proses penyesuaian tersebut, sistem kognisi
seseorang berubah dan berkembang sehingga bisa meningkat dari satu tahap ke
tahap di atasnya. Proses penyesuaian tersebut dilakukan seorang individu karena
ia ingin mencapai keadaan equilibrium, yaitu berupa keadaan seimbang
antara struktur kognisinya dengan pengalamannya di lingkungan. Seseorang akan
selalu berupaya agar keadaan seimbang tersebut selalu tercapai dengan
menggunakan kedua proses penyesuaian di atas.
Dengan demikian, kognisi seseorang berkembang bukan karena
menerima pengetahuan dari luar secara pasif tapi orang tersebut secara aktif
mengkonstruksi pengetahuannya.
3.4 Organisasi
Pengetahuan
Pengetahuan
organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir
informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan. Pengetahuan organisasi mencakup skema klasifikasi yang
mengatur bahan-bahan pada tingkat umum, judul-judul subjek yang menyediakan
akses yang lebih rinci, dan otoritas file yang mengontrol versi varian
informasi penting (seperti nama-nama geografis dan nama-nama pribadi). Istilah
pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk
mengorganisir informasi dan mempromosikan manajemen pengetahuan. Sistem pengetahuan organisasi yang
mencakup Mengatur skema Klasifikasi bahan-bahan pada tingkat umum (seperti
buku-buku di rak), judul-judul subjek yang menyediakan akses lebih terperinci,
dan Otoritas varian versi file yang mengontrol informasi kunci (seperti
nama-nama dan nama Geografis -nama pribadi). Mereka juga termasuk kurang-skema
tradisional, seperti jaringan semantik dan ontologi. Mereka juga termasuk
kurang-skema tradisional, seperti jaringan semantik dan ontologi. Karena sistem
organisasi pengetahuan mekanisme untuk mengorganisir informasi, mereka berada
di jantung dari setiap perpustakaan, museum, dan arsip. Karena mekanisme sistem
pengetahuan organisasi untuk mengorganisir informasi, mereka berada di jantung
dari setiap perpustakaan, museum, dan arsip. Sistem organisasi pengetahuan
digunakan untuk mengatur bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk
mengelola koleksi. Sistem pengetahuan organisasi Digunakan untuk Mengatur
bahan-bahan untuk tujuan pengambilan dan untuk mengelola koleksi.
3.5 Mengukur
Pengetahuan
Apa yang dibeli, berapa banyak yang
dibeli, dimana membeli dan kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan
konsumen mengenai hal-hal tersebut.
Pengetahuan Konsumen adalah semua
informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta
pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan
fungsinya sebagai konsumen.
Pengetahuan
Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori
produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga
produk dan kepercayaan mengenai produk. Jenis Pengetahuan Produk antara lain
sebagai berikut :
a.
Pengetahuan
tentang
karakteristik/atribut produk
b.
Pengetahuan
tentang manfaat
produk
c.
Pengetahuan
tentang kepuasan
yg diberikan produk kepada konsumen.
Seorang Konsumen akan melihat suatu produk berdasarkan
kepada karakteristik atau ciri atau atribut dari produk tersebut. Setiap konsumen mungkin memiliki kemampuan yg
berbeda dalam menyebutkan karakteristik/atribut dari suatu produk. Hal ini
disebabkan perbedaan pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan mengenai atribut
tersebut akan mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengetahuan yg lebih banyak akan
memudahkan konsumen dlm memilih produk yg akan dibelinya.
Seorang Konsumen memilih untuk membeli sebuah sandal
dan baju karena mengetahui manfaat produk tersebut bagi kenyamanan tubuhnya.
Konsumen memilih sandal dengan motif bulu pada alasnya, karena dengan motif
tersebut, jika dikenakan ditelapak kaki, konsumen akan merasakan empuk ketika
dikenakan. Sedangkan baju, baju yg di pilih dengan motif gambar lucu dapat
menarik perhatian orang lain yang melihatnya. Inilah yang disebut sebagai pengetahuan tentang manfaat
produk. Ada dua jenis manfaat produk diantaranya:
1) Manfaat Fungsional, yaitu manfaat yg
dirasakan konsumen secara fisiologis
2) Manfaat Psikososial, yaitu aspek
psikologis dan aspek sosial yang dirasakan konsumen setelah mengkonsumsi suatu
produk.
Pengetahuan Pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko,
lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko
tersebut. Konsumen cenderung lebih senang mengunjungi
toko yang sudah dikenalnya untuk berbelanja, karena telah mengetahui dimana
letak produk di dalam toko tsb. Hal
ini akan memudahkan konsumen untuk berbelanja karena konsumen bisa menghemat waktu
dalam mencari lokasi produk, diantaranya :
1)
Store
contact meliputi
tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
2)
Product
contact, konsumen
akan mencari lokasi produk, mengambil produk tsb dan membawanya ke kasir
3)
Transaction, konsumen akan membayar produk tsb
dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.
Suatu produk akan memberikan manfaat
kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan/ dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang
maksimal dan kepuasan yg tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan/
mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.
Hipotesis
Hipotesis
merupakan jawaban sementara untuk masalah yang diteliti, yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Sebelum memutuskan untuk membeli sebuah produk, para
konsumen melakukan beberapa proses.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAN SARAN
KESIMPULAN
Untuk memutuskan pembelin, para konsumen tentunya akan
melakukan seleksi terhadap sebuah produk. Hal itu dilakukan agar para konsumen
tersebut tidak salah pilih terhadap produk yang diinginkan. Karna jika konsumen
salah dalam memilih sebuah produk, konsumen akan merasa kecewa.
Konsumen dapat memilih produk tersebut, karena produk
yang ditawarkan sangat menarik, sehingga konsumen dapat memutuskan untuk membeli
produk tersebut.
SARAN
Dari
data di atas, saya hanya ingin memberikan beberapa saran kepada para pebisnis.
Utamakanlah kebutuhan para konsumen. Jika kalian hanya memikirkan bagaimana
mencari sebuah keuntungan tanpa memikirkan bagaiamana cara memenuhi kebutuhan
para konsumen. Perusahaaan atau uasaha yang anda bangun tidak akan tetap kokoh
berdiri. Karna mempertahankan konsumen itu jauh lebih sulit dari pada
mendapatkan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA