Jumat, 22 April 2011

MAKAM SUNYI DI TANAH TORAJA


            Deretan tau-tau menyambut kita didepan gua. Ada yang berukuran kecil setinggi lutu. Ada juga yang seukuran manusia. Mereka suma berwajah tenang, setenag kehidupan di alam baka.
            Tau-tau adalah patung kayu tiruan rang yang sudah meninggal. Kalau kita pergi ke pemakaman di  Tana Toraja, Sulawesi Selatan, pasti menjumpai tau-tau. Ya, tau-tau disusun di depan pemakan. Badannya dari kayu nangka. Matanya dari tulang dan tanduk kerbau. Namun, hanya kaum bangsawan yang boleh memasang tau-tau.
            Gua adalah salah satu pemakaman tradisional suku toraja. Di desa Londa, kita bias melihat makam gua yang gelap gulita. Kalau ingin ke dalam, kita harus membawa lampu. Di dalam gua, puluhan peti mati berserakan. Bebrapa peti mati dipahat bentuk binatang. Peti ini disebut erng. Tengkrak yang tersebar menunjukan usianya sudah ratusan tahun.
            Di desa Lemo kita akan melihat tradisi yang berbeda. Di sini makam dipahat di tebing batu yang tinggi. Memahatnya bias bertahun-tahun, biayanya pun sangat mahal. Semakin tinggi letak liang, semakin tinggi kedudukan orang itu semasa hidup. Puluhan tau-tau berjajar di samping liang makam, menggambarkan banyaknya jenazh di dalam tebing batu itu.
            Untuk bayi yang belum tumbuh gigi, lain lagi. Mereka dimakamkan di dalam batang pohon! Di Desa Kambira, orang toraja memakai pohon tarra. Sedangkan di Desa Bori Perinding, digunakan pohon karoayah. Pohon itu dilubangi. Setelah jenazah dimasukkan lubang ditutup ijuk. Satu pohon bias untuk beberapa liang.
            Kalau kita ingin melihat makam yang dipahat batu besar, ada di Desa Bori Parinding. Sebuah batu besar bias dipahat menjadi beberapa liang ukuran 2x2x2 meter atau 2x3x3 meter. Untuk memahatnya, perlu waktu berbulan-bulan, lho !
            Di Bori parinding, kita juga bisa melihat batu-batu besar yang di tanam dir ante atau lapangan upacara pemakaman. Namanya menhir atau simbuang batu. Simbuang batu ditanam sebagai symbol bangasawan yang meninggal. Saat ini ada sekitar 114 simbuang batu di Bori Parinding. Ada yang umurnya sudah ratusan tahun !
            Sekarang orang toraja banyak yang membuat makam modern atau patane. Patane ini berupa kuburan batu yang dibentuk tongkonan atau rumah adat toraja. Patane dipakai sebagai tempat pemakaman keluarga.
            Bentuk-bentuk pemakaman adat toraja memang unik dan tidak ada duanya. Adat itu semakin memperkaya kebudayaan negriku.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar